BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Kambing merupakan
binatang memamah biak yang berukuran sedang. Kambing ternak (Capra
aegagrus hircus) adalah subspesies kambing liar yang secara alami
tersebar di Asia Barat Daya (daerah “Bulan sabit yang subur” dan Turki) dan
Eropa. Kambing liar jantan maupun betina memiliki tanduk sepasang, namun tanduk
pada kambing jantan lebih besar. Umumnya, kambing mempunyai jenggot, dahi
cembung, ekor agak ke atas, dan kebanyakan berbulu lurus dan kasar.
Ternak kambing
memiliki potensi sebagai komponen yang penting diberbagai agro-ekosistem,
karena memiliki kapasitas adaptasi yang relatif lebih baik dibandingkan dengan
beberapa enis ternak ruminansia lain, seperti sapi dan domba. Dengan karakter
yang mampu bertahan pada kondisi marjinal, ternak ini sering menjadi pilihan
utama diberbagai komunitas petani, sehingga berkembang sentra-sentra produksi
kambing yang menyebar diberbagai agriekosistem. Namun demikian, pengelolaan ternak
kambing dalam sebagian besar masih dilakukan secara sambilan, walaupun secara
finansial komoditas ini memiliki peran yang penting dalam perekonomian bagi
peternakan.
Pengelolaan induk menjelang melahirkan,
saat melahirkan dan beberapa saat setelah anak dilahirkan merupakan salah satu
periode singkat namun kritis bagi pencapaian produktivitas seekor induk
kambing. Diperlukan berbagai tindakan persiapan yang mendetail ataupun tindakan
pada saat melahirkan maupun setelah dilahirkan untuk terutama mencegah kematian
baik induk maupun anak yang dilahirkan. Sehubungan dengan itu, maka kemampuan
menduga secara akurat saat melahirkan seekor induk akan sangat membantu
keberhasilan manajemen melahirkan secara keseluruhan.
1.2
Tujuan
·
Mengidentifikasi tanda-tanda ternak
kambing yang akan melahirkan.
·
Mempersiapkan ternak kambing yang akan
melahirkan.
·
Mengetahui cara menolong ternak kambing
yang mengalami kesulitan melahirkan.
·
Menagani dan erawat anak ternak yang
baru dilahirkan dan induk yang baru melahirkan.
BAB
II
HASIL
PENGAMATAN
2.1
Gejala
Ternak Kambing Yang Hampir Melahirkan
Beberapa
tanda yang menunjukan bahwa seekor induk akan melahirkan perlu dipahami.
Beberapa hari sebelum melahirkan maka terlihat ambing menjadi penuh , mengeras
dan berkilat, walaupun dapat terjadi bahwa seekor induk tidak menunjukan
perubahan pada ambing secara nyata saat menjelang melahirkan. Vulva mulai
membengkak dan terjadi relaksasi otot didaerah pinggul. Tanda akan melahirkan
semakin jelas beberapa jam sebelum melahirkan seperti induk sering berbaring
dan berdiri, gelisah didalam kandang, sering memalingkan kepala kebagian
belakang tubuh, keluarnya cairan putih dari vulva, mengangkat ekor dan
mengeluarkan suara. Gejala tersebut dapat berlangsung singkat dalam beberapa
jam atau berlangsung selama 12-24 jam. Pada umumnya seekor induk tidak
membutuhkan pertolongan pada saat melahirkan kecuali pada kasus tertentu,
misalnya posisi anak yang tidak normal. Penanganan kesehatan juga perlu
diperhatikan apabila cairan yang keluar dari vulva berubah dari berwarna putih
menjadi kemerahan.
2.2
Tahapan
- Tahapan Kambing Saat Melahirkan
1.
Menjelang
kelahiran (Pre Partus)
Menjelang kelahiran
terjadi proses pengenduran pinggul, kontraksi rahim dan pelebaran leher rahim
untuk memperlebar saluran peranakan dan memudahlan kelahiran. Pada tahapan ini ambing
terlihat membesar dan puting susu terisi susu. Tanda-tanda lain terlihat vulva
(bibir vagina) berwarna kemerah-merahan, membengkak, lembab, nafsu makan
menurun, nampak gelisah, menggaruk-menggaruk ke tanah dan mengembik-embik.
Tahapan ini bisa terjadi dalam waktu satu hari. Berakhirnya tahap ini ditandai
pecahnya cairan ketuban.
2.
Kelahiran (Partus)
Proses kelahiran
diawali dengan keluarnya kantong ketuban, setelah
kantong air ini keluar dari vulva induk biasanya membaringkan diri, kemudian
berdiri lalu berbaring kembali. Hal ini dapat terjadi beberapa kali sebelum
melahirkan. Setelah kantong
ketuban tersebut pecah tahapan selanjutnya dimulai dengan masuknya janin ke
dalam saluran peranakan. Anak biasanya lahir kurang
lebih 30 menit setelah kantung air keluar atau pecah. Ditandai dengan kambing merejan dan
mendorong-dorong urat daging perutnya. Tahapan ini tidak boleh berjalan lebih
dari satu jam. Pada kondisi normal janin akan keluar kurang lebih 15 menit.
Apabila janin tidak keluar dalam waktu 45 menit dipastikan terjadi permasalahan
kelahiran dan harus mendapat pertolongan.
Posisi kelahiran
normal pada kambing ada 2 yaitu posisi anterior (kedepan) yaitu posisi kepala
diletakkan pada kaki depan. Posisi posterior (ke belakang) yaitu kedua kaki
belakang masuk dalam saluran peranakan dan bagian punggungnya mengarah ke
punggung induk. Pada posisi ini biasanya memerlukan waktu lebih lama.
3.
Setelah
melahirkan (Post Partus)
Pada tahap ini
terjadi pengeluaran sisa-sisa setelah kelahiran (umumnya membutuhkan waktu
paling lambat 12 jam). Pengecilan rahim ke ukuran normal membutuhkan waktu
sampai 2 minggu. Pengosongan cairan yang berlebihan di rahim, sebagian cairan
ini keluar pada masa setelah kelahiran atau lepasnya plasenta . Biasanya
terlihat keluar lender dalam jumlah sedikit bercampur darah sampai 24 jam.
Beberapa masalah yang timbul pada tahapan ini
:
a. Tertahannya sisa setelah kelahiran lebih
dari 24 jam
b. Timbulnya lendir berwarna keruh menyerupai
nanah dalam 2-3 jam setelah kelahiran
c. Adalahnya ledir yang semakin banyak,
berbau busuk dan bernanah. Apabila tanda-tanda
tersebut maka harus segera diobati tau
menghubungi tenaga medis peternakan.
2.3
Perawatan Anak Ternak Kambing Yang Baru Lahir
Hal penting yang
perlu dilakukan adalah tindak agar terjalin hubungan induk-anak secara
maksimal. Tindakan induk yang membersihkan seluruh tubuh anak dengan menjilat
merupakan cara paling efektif menciptakan hubungan induk-anak yang baik pada
waktu selanjutnya. Hubungan ini dapat mempengaruhi ketersediaan/akses air susu
induk untuk anak yang baru dilahirkan. Seekor induk dapat menunjukan penolakan
terhadap anaknya apabila hubungan ini tidak terbentuk sejak awal. Apabila induk
menolak membersihkan anak yang lahir sebaiknya diberi bantuan dengan
membaringkan anak didekat hidung induknya agar induk dapat membersihkan anaknya
dengan menjilat sekujur tubuh. Apabila induk menolak membersihkan tubuh anaknya
bersihkan seluruh tubuh anak dengan kain kering dan berswih dan bersihkan
bagian kepala dan hidung agar anak dapat bernafas dengan lancar. Apabila anak
tidak menunjukan gerakan bernafas secara normal lakukan bantuan dengan mencoba
menempelkan jerani halus atau rumput kering kedalam rongga hidung untuk
merangsang anak bernafas. Selanjutnya anak dapat diangkat dengan menarik kaki
bagian belakang keatas sambil meremas sekujur badan dengan lembut.
Setelah proses
kelahir berjalan dengan baik, maka tali pusar biasanya terputus pada saat induk
berdiri. Untuk mencegah infeksi talipusar diolesi larutan iodine. Pemotongan
tali pusar anal dapat meyebabkan pendarahan apabila pemotongan terlalu panajng.
Disarankan pemotongan dilakukan dengan gunting yang bersih sepanjang 5-7 cm
lalu diolesi dengan larutan iodium untuk mencegah infeksi. Tali pusar dapat
dibiarkan terpotong sendiri.
Induk dan anak dapat
ditempatkan pada kandang beranak portable ( 1,0 x 1,0 m) selama seminggu atau induk
dikelompokan dalam kandang beranak. Pengelompokan induk dilakukan berdasarkan
keseragaman bobot dan besaran anak. Besaran kelompok bervariasi dan tergantung
skala usaha. Disarankan untuk membentuk 10-15 induk per kelompok pada usaha
yang intensif.
Ringkasan langkah
yang perlu diperhatian penanganan segera setelah melahirkan adalah sbb:
•
Setelah melahirkan biarkan induk menjilat anak untuk membangun
hubungan (kontak) induk-anak, sehingga induk akan mau merawat anak dengan baik
dan untuk membersihkan dan mengeringkan tubuh anak dari cairan yang melekat
agar dapat bernafas secara normal
•
Pembersihan dapat dibantu menggunakan kain yang bersih
•
Anak yang normal akan mampu berdiri dan menyusu dalam waktu 1 jam
setelah dilahirkan.
•
Pastikan bahwa anak segera menyusui induk dalam 4 jam pertama
setelah melahirkan.
•
Anak yang menyusui induk dalam kurun waktu 4 jam pertama setelah
melahirkan akan mendapat kolostrum yang akan menguatkan daya tahan anak
terhadap serangan penyakit.Apabila
anak yang baru lahir lemah sehingga tidak mampu mennyusu, perlu dibantu
menyusukan ke induk atau gunakan botol susu atau tabung alat suntik (tanapa
jarum)) berisi kolostrum yang diperah dari induknya.
BAB III
KESIMPULAN
1.
Gejala ternak yang hampir melahirkan
Pinggul mengendur, ambing tampak besar dan putting susu terisi penuh, alat
kelamin bengkak kemerah-merahan dan lembab, gelisah, nafsu makan menurun.
2.
Tahapan - tahapan ternak kambing
melahirkan terdiri dari bberapa tahapan diantaranya Menjelang kelahiran (Pre Partus), kelahiran (Partus), Setelah
melahirkan (Post Partus).
3.
Anak ternak kambing yang baru lahir
umumnya memerlukan perawatan khusus agar kondisinya cepat kuat dan terhindar
dari penyakit dan infeksi.
DAFTAR
PUSTAKA
Donkin,
E.F. and P.A. Boyazoglu. 2004. Diseases and mortality of goat kids in South
Africa milk goat herd. South Africa J. Anim. Sci. 34 (suppl.) 258- 261.
Ronohardjo, P dkk.
1984. Penuntun Kesehatan Ternak Kambing. Balitbangnak Deptan. Bogor.
Small
Ruminant-CRSP. 1997. Sheep and Goat Production Handbook for Southeast Asia.
R.C. Merkel, and Subandriyo (Eds). 213 hal.
Vincent, B. 2005. Farming Meat Goats.
Breeding, Production and Marketing. Landlinks Press, Coolingwood, Australia.
267 p.